Daftar 6 restoran padang di Margorejo

Nasi Padang ini benar-benar juara di Surabaya—bumbu rempahnya begitu terasa, sambalnya bikin nagih, dan lauk kikilnya wajib dicoba! Soal harga, ramah di kantong; dua porsi nasi dengan tiga lauk hanya 61 ribu saja. Tak heran, dari zaman kuliah sampai sekarang tetap jadi langganan karena rasanya selalu konsisten mantap dan porsinya pas untuk mengisi perut kosong.



Suasana saat jam makan siang memang ramai, bahkan harus antre karena tempatnya tidak luas. Parkir mobil agak susah, walau sudah ada petugas parkir. Pelayanan di sini super cepat, stafnya ramah serta suka bercanda, jadi makan makin seru! Kalau suka tempat yang lega, takeaway bisa jadi pilihan. Sebaiknya juga ada tambahan pencahayaan supaya makin nyaman saat sore hari.

Usus super empuk dengan kulit yang renyah menggoda, sayangnya pengalaman makan siang di sini kurang memuaskan. Menanti paru digoreng ulang hingga 10 menit, tapi hasilnya tidak sesuai harapan. Porsi lauk tiga saja sudah tembus Rp54 ribu, rasa juga tak sebanding dengan nasi Padang Sederhana Asli yang jauh lebih lezat dan harga ramah kantong.



Sempat mencicipi saat berbuka, suasana penuh antrean dan keramaian. Namun, setelah lama menunggu, pelayanan dan cita rasa ternyata biasa saja. Jika ingin nasi Padang yang nikmat tanpa harga bikin menyesal, lebih baik cari alternatif lain yang sudah jelas kualitasnya.

Nikmati kelezatan sambel ijo yang segar dan bumbu balado udang yang tebal dan menggoda, setiap suapan paket rames seharga 50 ribu benar-benar memuaskan keinginan mencoba ragam menu autentik Minang. Sajian sayur nangka yang gurih, rendang empuk penuh rempah, serta telur dadar yang renyah jadi pelengkap cita rasa yang menggoda lidah.



Namun, bersiaplah dengan harga yang cukup menguras kantong; satu paket ayam, nasi, dan es teh bisa mencapai 40 ribu, sementara dua porsi rendang, telur dadar, sayur, dan minuman bisa menembus 100 ribuan. Meski rendang dan sambalnya juara, ada kekurangan pada ayam yang kurang segar dan kurang hangat. Cocok untuk pencinta rasa khas Minang, tapi jangan kaget dengan nominal di struk.

Sensasi menikmati pecel Ponorogo di warung kaki lima ini benar-benar tiada duanya—perpaduan bumbu kacang yang pekat dan segar, sayuran yang renyah, serta sentuhan sambal yang nendang bikin lidah menari. Rasanya sungguh bintang lima, membangkitkan nostalgia kenangan kuliner daerah yang tidak mudah terlupakan.



Meski lokasi warung ini kini sulit ditemukan, cita rasanya masih melekat di ingatan. Keramahan dan kehangatan suasananya membuat siapapun yang pernah mencicipi pasti rindu untuk kembali, berburu kelezatan yang selalu memikat selera.

Rasanya benar-benar kecewa saat sedang menikmati makanan, tiba-tiba menemukan ulat di dalamnya—sensasinya bikin ilfeel berat! Harga lauk yang tertera 15 ribu rupiah ternyata menipu setelah dihitung total habis 63 ribu, padahal cuma makan dua porsi, bungkus satu, plus es teh dan kerupuk. Pelayanan di sana pun jauh dari ramah, penjualnya terkesan cuek dan bahkan seperti membentak pelanggan. Warung yang sepi seharusnya jadi sinyal, ternyata memang pengalaman makan di sini benar-benar zonk—layak dipertimbangkan lagi sebelum mampir!